Senin, 05 Agustus 2013

Yang Terbaik dari yang Paling Baik ^^

Ya, istilah itu yang membuatku semakin percaya tentang keindahan cinta sejati. Mungkin inilah yang sedang ku rasakan sekarang. Dari mengagumi hingga mencintai walaupun tanpa balas. Temanku juga sering berkata “apa enaknya coba memikirkan seseorang yang sama sekali tidak memikirkan diri kita atau bahkan hingga mencintai seseorang itu lebih daripada kita mencintai diri sendiri”. Bagi mereka ini merupakan hal yang sangat tidak masuk akal, bahkan bisa dikatakan sebagai hal “bodoh”. Tapi inilah kenyataan yang kualami sekarang, yaitu mengagumi seseorang, yang menurutku orang yang ku kagumi itu merupakan orang yang paling sempurna yang pernah aku temui setelah keluargaku. Sebenarnya dia sama seperti sosok laki-laki lain, tapi apa dikata itu menurutku dia sangat sempurna. Apa ini yang dinamakan cinta?? Entahlah, aku juga tidak tau. Mungkin sebelumnya aku juga pernah merasakan jatuh cinta saat aku masih smp dulu, tapi entah kenapa perasaan yang ku rasa saat ini sangatlah berbeda jika dibandingkan dengan yang lalu. Ya, saat aku semester II dulu disalah satu PTN ternama di kota Yogyakarta. Aku mulai bertemu dengan orang yang sangat kugami itu. Dia, ya dia itu kakak tingkat aku. Dia yang selalu aku anggap sempurna dibandingkan dengan lelaki lain yang pernah ku lihat. Ini kali ya yang dinamakan bahwa cinta itu buta? Selalu menganggap dia yang kita cinta lebih dari segalanya. Perasaan ini mungkin sangat aneh jika dimasukkan logika, tapi inilah aku si upik abu yang mencintai seorang pangeran yang sangat sempurna. Bagiku dia itu memiliki kelebihan yang menurutku itu sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata, aku tidak menggombal, tapi inilah kenyataannya, hingga pada akhirnya aku mulai jatuh cinta padanya. Tapi apa dikata, seperti apa yang telah aku katakan, “bagaikan upik abu yang mencintai seorang pangeran”. Yang kurasa dia yang ku cinta tidak menganggapku ada atau bahkan pula tak menganggap kehadiranku. Kehadiran? Darimana bisa dikatakan kehadiranku, kalau lihat orang itu ada tidak jauh dari dirikusaja hatiku dagdigdug rasanya seperti ada yang menggoncangkan. Tapi inilah aku seseoarang yang tahu diri dan yang hanya bisa kulakukan hanyalah menatap wajahnya dari kejauhan saja. Itu rasa cukup bagiku walaupun hanya menyenangkan hatiku saja untuk beberapa saat. Bagaimana mungkin hal ini bisa dikatakan sebagai kehadiranku dimata dia. Entahlah aku juga tidak tau. Setelah lama aku alami perasaan ini, memendam semua apa yang kurasa dari mulai mengagumi hingga mencintai dirinya, akhirnya tiba saatnya ketika mungkin dia telah menemukan seseorang wanita yang bisa menerima dia atau bisa disebut bahwa dia telah mempunyai seorang pacar atau kekasih. Ya, perasaan yang sama ketika dirasakan oleh wanita lain saat mengetahui bahwa lelaki yang kita kagumi atau bahkan dicintai lebih memilih wanita lain dibandingkan diri kita sendiri. Hancur sudah harapanku seperti yang kurasa sekarang ini, apa ini yang dinamakan cemburu pada seseorang yang bahkan bukan kekasih atau mungkin tidak mengenal diri kita. Entahlah… Saat melihat seseorang yang kita cinta sedang sedang bersama orang lain, aku terus berkata pada diriku sendiri “mungkin aku bukan tipe orang itu, mungkin aku bukanlah yang diinginkan oleh orang itu, atau mungkin aku lebih buruk dan jelek dibandingkan dengan wanita pilihannya itu”. Dengan kata lain aku sering menyalahkan diriku sendiri dengan semua keadaan yang menimpaku saat ini. Aku sering membayangkan dan berangan-angan andaikan aku dan dia bisa selalu bersama terus sampai maut yang memisahkan. Namun, ada pepatah yang mengatakan bahwa “Tuhan lebih mengerti apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan”. Semua keinginanku kadang tidak bisa diwujudkan karena pasti Tuhan telah mempunyai rencana yang jauh lebi Dan ini selalu membuatku percaya bahwa jika suatu saat nanti aku bejodoh dengan dia atau Allah SWT telah menuliskan namaku dan namanya didalam lauful ma’fudnya pasti suatu saat nanti akan dipertemukan kembali. Skenario yang dituliskan Allah SWT terhadap makhluknya lebih indah dari apa yang dibayangkan oleh manusia sendiri. Atau mungkin jika Ia tidak menuliskan namaku dan namanya pasti aka nada sebuah nama yang menurutn-Nya terbaik untukku. Ya, bisa dikatakan “yang terbaik dari yang paling baik”. Baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah SWT, sedangkan baik menurut-Nya pasti baik pula untuk kita. Yang bisa kulakukan sekarang ini selalu berdo’a dan bersabar agar dia yang kuinginkan jika sudah takdirnya pasti suatu saat nanti akan dipertemukan lagi, karena di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin selagi kita sebagai hamba yang taat masih mau berdo’a, berusaha dan tawakal, menyerahkan semuanya kepada Allah SWT pasti akan ada keindahan yang bisa kurasakan, apakah dengan orang itu atau bahkan dengan seseorang dari yang terbaik dari yang paling baik. Aku percaya semua akan indah pada waktunya  dari : seseorang yg selalu tersenyum ketika mengingat semua saat mulai mengagumimu